TIDORE – FN (11/04 2024) Pasangan Abdurrahman Do Soleman dan Umar Ismail digadang-gadang akan meramaikan kontestasi Pilkada Tidore Kepulauan periode 2024 – 2029. Namun di tengah dinamika politik yang berkembang, sebagian publik menganggap Abdurrahman belum cukup familiar.
Menanggapi hal itu, Umar menegaskan bahwa pada Pilkada Tidore 2005 – 2010 dan 2010 – 2015, Achmad Mahifa adalah pendatang baru. Begitu juga dengan Ali Ibrahim pada Pilkada 2016 – 2021
“Kalau berbicara pendatang, Achmad Mahifa juga pendatang baru waktu itu. Ali Ibrahim juga pendatang baru waktu itu. Saya adalah tim jagonya mereka. Pak Mahifa juga saya selaku ketua tim, Ali Ibrahim juga saya selaku ketua tim,” ujar Ketua Umar dalam konferensi pers di Sekretariat DPD PAN Tidore, Kamis (11/4/2024).
Sebagai Ketua DPD PAN Kota Tidore Kepulauan, Umar memahami betul situasi dan kondisi perpolitikan di Tidore Kepulauan. Umar pun optimistis, bahwa siapa pun yang menginjakan kaki di Kelurahan Mareku, akan dapat merebut kemenangan.
“Mahifa saya bawa silaturahmi pertama di Mareku, Ali Ibrahim pun pertama di Mareku. Abdurrahman juga hari ini pertama duduk di Mareku. Insya Allah November 2024, Insya Allah Abdurrahman akan terpilih sebagai wali kota, Insya Allah,” tegas Umar disambut gemuruh suara para pendukung.
Sinyal DPP PAN kepada para kader di seluruh daerah untuk dapat berkompetisi dalam kontestasi politik di Pilkada 2024 – 2029, telah diterima Umar Ismail. Baginya, berpasangan bersama Abdurrahman adalah sebuah langkah pasti.
“Kami dari PAN, kebetulan saya selaku Ketua DPD PAN Kota Tidore Kepulauan, oleh DPP diberikan sinyal bahwa paling tidak anggota PAN harus maju sebagai calon wali kota maupun wakil wali kota, dan ini diperintahkan oleh DPP,” ucapnya.
Menurutnya, skema head to head bagi saya sudah final. “Tadi saya komunikasi dengan Ketua Mahkamah Partai di PAN, dan Pak Man (Abdurrahman) nanti siap berikan semacam surat kuasa kepada DPP PAN untuk mengurus partai-partai pengusung, seperti Gerindra dan Golkar,” ujarnya.
“Ini sesuai dengan janji ketua-ketua DPP seperti Golkar, PAN, bahwa koalisi permanen ini akan terjadi dari pusat sampai daerah,” tambah Umar mengakhiri.
Sementara, Abdurrahman menambahkan bahwa dirinya adalah putra asli Tidore. Dia keluar meninggalkan Tidore semata-mata mencari pengalaman, sebelum akhirnya kembali untuk sebuah pengabdian.
“Saya punya dodomi ini bukan tanam di Papua, tapi Tidore. Saya ini berhijrah. Rasulullah berhasil menyiarkan Islam itu berhijrah dulu baru dia kembali. Jadi saya juga demikian, kalau saya gagal okelah. Jadi saya berhijrah dan saya kembali,” ujar Abdurrahman.
Menurut Abdurrahman, kembalinya ke tanah Tidore bukan baru kali ini. Tapi wacana soal dirinya bakal maju pada Pilkada Tidore mulai terlihat sejak 2015 silam. Hanya saja, kala itu sosok yang akan berpasangan dengan dirinya dirasa tidak cocok.
“Kembalinya saya ini bukan baru tahun ini saja. Sejak 2015 itu sudah diwacanakan saya maju, tapi karena pasangannya saya kira tidak cocok, jadi saya tidak maju lagi dan mengundurkan diri,” ujarnya.
Tapi saat itu, Abdurrahman mengaku sempat memberikan dukungan pada pasangan Ali Ibrahim – Muhammad Sinen. “Kalau saat itu maju, mungkin kompetitor kami bertiga, yaitu Ali Ibrahim, Hasan Bay, dan Abdurrahman. Jadi untuk pilkada kali ini, saya optimis head to head,” pungkas Abdurrahman.
(Id)