fadulinews.com Minggu/18/11/2024 Sejak kemunculannya sebagai bakal calon walikota Tidore Kepulauan, Syamsul Rizal Hasdy tiba-tiba bikin heboh dan viral, seantero nitizen Maluku Utara geram dan melayangkan kritikan tajam kepadanya melalui beranda media sosial. Tak hanya itu, sekelompok orang yang mengaku tersakiti langsung melakukan aksi demontrasi di depan Polres Tidore meminta pihak kepolisian memproses Syamsul secara hukum, kalau bisa ia ditahan begitulah kehendak massa aksi kala itu. Namun, Syamsul lolos dan akhirnya terkenal dan maju walikota.
Menurut salah satu tokoh muda oba Hasan bahta,Syamsul adalah anak muda Maluku Utara yang menempa diri di Jakarta, kuliah dan berproses hingga sukses memimpin organisasi kepemudaan, pernah menjadi ketua DPP KNPI, suatu capaian yang sulit diraih pemuda Tidore lainnya. Tak hanya sampai disitu, Syamsul berkiprah di dunia politik praktis melalui pantai golkar hingga sering tampil sebagai narasumber di televisi nasional mewakili pemikiran golkar di dinamika nasional.
Hal itu membuat Syamsul makin kuat pemikiran politiknya. Dari sejumlah profesi yang geluti, terakhir diangkat sebagai dirut utama PT. Tekindo Energi, salah satu perusahan tambang yang beroperasi di Lelilef, Halmahera Tengah.
Kepada awak media fadulinews.com dirinya menyampaikan jika Dalam berbagai kesempatan, calon walikota nomor urut 2, Syamsul Rizal Hasdy selalu menyampaikan pentingnya memilih pemimpin yang kaya akan ide dan gagasan. Karena pemimpin seperti itulah yang terus menebarkan optimisme melalui tindakan dan keputusan politik ketika memegang kekuasaan. Kota Tidore Kepulauan rasanya sangat membutuhkan nahkoda baru, Syamsul Rizal Hasdy dan Adam Dano Djafar adalah paslon yang tepat untuk berubah. Keduanya memiliki energi yang kuat untuk memecahkan beragam persoalan yang ada di kota ini. Karena memiliki karakter kepemimpinan.
Kepemimpinan merupakan aspek yang vital bagi kehidupan bermasyarakat. Suatu wilayah dapat bergerak menuju kehancuran apabila dipimpin oleh orang yang salah. Hal tersebut juga berlaku sebaliknya.
Kepemimpinan yang baik adalah gabungan antara buah pikiran yang menjelma ke dalam karakter serta proses interaksi sosial yang menumbuhkan diri sebagai pribadi yang peka terhadap permasalahan sosial di lingkungan sekitarnya (Peter Kasenda, 2014).
Debat kedua calon walikota dan wakil walikota Tidore Kepulauan telah selesai digelar KPUD. Sejak debat pertama, masyarakat telah menyaksikan bagaimana kemampuan kepemimpinan dari masing-masing pasangan calon. Fakta debat pertama dan kedua telah memberikan nilai tertinggi bagi paslon nomor urut 2, karena dianggap cakap dalam menguraikan visi misi serta menjawab pertanyaan dari panelis secara tepat dan mengena,bagi saya Syamsul Rizal Hasdi (SAMADA) Layak memimpin Tidore,ia jadi Syamsul Rizal layak jadi walikota Tidore untuk perubahan bersama.tuturnya
Lanjut sesuai Pantauan langsung di mana Debat publik menjadi panggung untuk memamerkan ide, gagasan dan kemampuan menarasikan secara lugas dan mudah dimengerti dari berbagai lapisan asyarakat. Karena dampak dari debat itu adalah menarik simpati konstituen untuk memilih yang dianggap layak atau lebih tepatnya menjadi preferensi bagi pemilih pada tanggal 27 nanti.
Secara faktual, masih banyak persoalan menganga di depan mata masyarakat Kota Tidore Kepulauan, mulai dari infrastruktur hingga suprastruktur, masalahnya kompleks dan sulit terpecahkan. Karena itu, kota ini tidak membutuhkan lagi pemimpin yang hanya “loa-loa” saja, yang lebih membunyikan euforia serta hura-hura namun mengesampingkan narasi solutif terhadap proses penyelesaian persoalan daerah ini.
Pada debat pertama dan kedua telah mengonfirmasi kepada kita semua bahwa siapa pemimpin yang hanya “loa-loa” itu. Pemimpin yang nyaris tak punya ide dan gagasan. Ia hanya bisa menceritakan tentang pengalaman hidupnya tanpa mampu menguraikan secara korelatif pengalaman hidupnya dengan kebijakan-kebijakan politik yang menyentuh persoalan yang dihadapi masyarakat.
Pada sesi tanya jawab debat kedua, Syamsul melontarkan pertanyaan menohok ke calon walikota nomor urut 1, apa itu reinventing goverment? Sebuah pertanyaan yang membuat calon walikota nomor urut 1 tercengang, senyum paksa dan gugup dalam menjawab. Akhirnya, ngelantur dan membicarakan hal-hal di luar konteks pernyataan. Istilah reinventing harusnya bukanlah sesuatu yang asing masih seorang pemimpin, karena itu istilah dalam pemerintahan yang seharusnya tidak hanya bisa diketahui mampu menerapkannya ketika menjadi kepala daerah. Hal itu menunjukkan calon walikota nomor urut 1, hanyalah pemimpin loa-loa, yang hanya bermodalkan semangat dan berani tanpa perkuat wawasan dan pengetahuan. Karena pertanyaan itulah, yang membuat calon walikota nomor urut 1 itu kalang kabut, akibatnya di hadapan rakyat Kota Tidore Kepulauan ia sendiri mengimbau ajar jangan pilih pasangan nomor urut 1 di tanggal 27 ini.
Reinventing goverment adalah salah satu cara pemerintah di seluruh penjuru dunia untuk memajukan kesejahteraan masyarakatnya. Pentingnya sektor publik dan layanan umum yang baik adalah untuk dilakukan reinventing goverment. Banyak pemerintahan di berbagai negara telah menerapkan cara ini, dengan harapan dapat kembali meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Reinventing goverment merupakan perusahaan sistem dan organisasi pemerintah secara fundamental untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi dan kemampuan instansi pemerintah dalam melakukan inovasi. Tidore Kepulauan juga membutuhkan penerapan sistem ini untuk mewujudkan perubahan tata kelola pemerintahan.
Selain itu, masyarakat Tidore Kepulauan juga membutuhkan keteladanan yang baik dari seorang pemimpin, yang seluruh perkataan dan perilakunya layak dijadikan panutan. Pemimpin menjadi standar patron bagi seluruh masyarakat yang dipimpinnya. Pemimpin seperti itu hanya melekat pada diri Syamsul Rizal Hasdy dan Adam Dano Djafar. Tanggal 27 ini adalah kesempatan emas bagi masyarakat Tidore Kepulauan khusus nya di daratan oba,di mana masyarakat Oba menentukan pemimpin yang layak dan mampu mengangkat harkat dan martabat masyarakatnya.**